{[['
']]}
']]}
Leila, kini berusia 90 tahun, sangat menyukai pekerjaan dan murid-muridnya. Ia kerap memandangi foto-fotonya bersama murid-muridnya puluhan tahun lalu, dengan mata berkaca-kaca. Murid-muridnya kini terserak di Inggris, Australia, dan bahkan Amerika Serikat.
Sang cucu, rupanya memahami betul kerinduan neneknya. ia menawarkan untuk membuat akun Facebook, demi melacak keberadaan para muridnya. "Saya langsung setuju. Dalam waktu singkat, iba-tiba saya mulai mendapatkan pesan dari orang yang saya tahu beberapa tahun lalu dan saya pikir akan menyenangkan melihat mereka semua lagi," katanya.
Dia mencari mantan murid, staf, dan pejabat saat itu. Kemudian, beberapa muridnya beriniatif membuat page sendiri tentang Leila.Acara reuni pun digagas, mungkin akan diadakan di selatan Manchester, pada Ahad, 18 September.
Dan dalam minggu yang sama, 20 September, ia akan merayakan ulang tahun 91 di kota kelahirannya.
Leila lahir di Cheetham Hill dan menikah dengan Harry Abrahams. Keduanya berada di pasukan selama Perang Dunia Kedua. Harry, yang meninggal pada tahun 2002, lolos dari cengkeraman Nazi setelah ia ditangkap sebagai tawanan perang.
Dia adalah salah satu dari Pasukan Ekspedisi Inggris untuk membebaskan para tahanan. Tetapi "dia tidak suka gagasan itu sehingga ia melarikan diri pergi ke semak-semak" ketika ia dan teman-temannya dikirim berbaris melalui hutan.
Dia berjalan di atas Pegunungan Pyrenees, di perbatasan Spanyol dan Perancis, dan membuat rumah dari Gibraltar.
Harry dan Leila memiliki tiga anak - Gail Kennedy, yang tinggal di Australia, Michael, yang tinggal di London, dan David, seorang profesor matematika di Universitas Manchester. Dan sekarang dia memiliki tujuh cucu, dan "masih menunggu cucu buyut".
