bombadotcom. Diberdayakan oleh Blogger.
Latest post

Racun Lebah Bisa Menjadi Botox Jenis Baru?


PENUAAN kulit memang tak bisa dicegah, tapi kita bisa hambat proses tersebut salah satunya dengan botox. Sebagai alternatif, Anda bisa mencoba racun lebah. Lho kok?

Setidaknya begitu berdasarkan studi yang dilakukan Dr Sang Mi Han dari National Academy of Agricultural Sciences, Korea Selatan. Dr Sang menemukan racun lebah dapat mengaktifkan produksi kolagen, yang bermanfaat untuk menjaga elastisitas kulit.



Sebelumnya ia telah merilis lini kosmetik yang berbahan dasar racun lebah. Dan perusahaan New Zealand Manuka Doctor menjamin produk tersebut dapat menggantikan botox di pasaran. Demikian seperti yang disitat Genius Beauty, Senin (9/1/2012).

Ia mengingatkan saat pengaplikasian produk ke kulit, konsumen akan merasa sedikit kesemutan. Lapisan kulit akan terasa seperti disengat lebah. Hasilnya, lapisan kulit akan dipenuhi darah dan produksi kolagen, serta elastin akan dirangsang ke bagian kulit yang telah dilapisi produk.

Meski begitu, peneliti telah menemukan cara mengumpulkan racun lebah tanpa menyakiti hewan tersebut. Lebah diminta menyengat gelas-gelas uji dan ketika racun telah cukup kemudian melalui proses pengeringan dan pembersihan. Lalu hanya racun lebah yang murni yang dijadikan krim wajah

8 Penyakit yang Diawali Kesemutan

Kebanyakan orang pernah mengalami kesemutan kala duduk bersila terlalu lama atau tertidur dengan tangan tertindih kepala. Kondisi ini juga terjadi saat tekanan itu berlanjut tepat pada saraf. Namun, kesemutan akan hilang bila tekanan sudah tidak ada lagi.

Kesemutan juga bisa menjadi indikasi dari banyak penyakit, seperti diabetes melitus, hipertensi, saraf terjepit, gangguan aliran darah pada pembuluh darah tepi, maupun gangguan darah. Ada kalanya pada mereka yang belum diketahui mengidap diabetes, kesemutan dapat menjadi gejala awal diketahuinya diabetes.

Paresthesia atau kesemutan kronis sering merupakan simtom dari penyakit neurologis atau trauma kerusakan saraf. Penyebabnya adalah gangguan yang memengaruhi sistem saraf pusat seperti stroke dan stroke mini, multiple sklerosis, mielitis transversa, dan ensefalitis.

Tumor maupun lesi vaskular yang menekan otak atau sumsum tulang juga bisa menimbulkan paresthesia. Sindrom saraf seperti sindrom saluran carpal (CTS) bisa merusak saraf perifer dan menyebabkan paresthesia diiringi rasa nyeri.


Berikut ini sejumlah penyakit yang ditandai oleh gejala kesemutan.

1. Diabetes melitus (DM)
Pada pasien DM, kesemutan merupakan gejala kerusakan pada pembuluh darah. Akibatnya, darah yang mengalir di ujung-ujung saraf berkurang. Kondisi ini dapat diatasi dengan mengendalikan kadar gula darah secara ketat, juga mengonsumsi obat seperti gabapentin, vitamin B1 dan B12.

2. Stroke
Kesemutan dapat jadi tanda stroke ringan. Biasanya disebabkan sumbatan pada pembuluh darah di otak, yang mengakibatkan kerusakan saraf setempat. Gejala lain yang muncul: rasa kebas separuh badan, lumpuh separuh badan, buta sebelah mata, sukar bicara, pusing, penglihatan ganda dan kabur.
Gejala berlangsung beberapa menit atau kurang dari 24 jam. Biasanya terjadi waktu tidur atau baru bangun. Kondisi ini harus ditangani karena bisa berkembang menjadi stroke berat.

3. Penyakit jantung
Kesemutan tak hanya akibat neuropati tekanan, tetapi karena komplikasi jantung dengan sarafnya. Pada pasien jantung yang sedang menjalani operasi pemasangan klep, terdapat bekuan darah yang menempel. Bekuan itu bisa terbawa aliran darah ke otak, sehingga terjadi serebral embolik.

Bila sumbatan di otak mengenai daerah yang mengatur sistem sensorik, si penderita akan merasakan kesemutan sebelah. Jika daerah yang mengatur sistem motorik juga terkena, kesemutan akan disertai kelumpuhan.

4. Infeksi tulang belakang
Ini menyebabkan bagian tubuh dari pusar ke bawah tak dapat digerakkan. Penderita tak dapat mengontrol buang air kecil. Buang air besar pun sulit. Penyakit ini dinamakan mielitis (radang sumsum tulang belakang). Tingkat kesembuhan tergantung pada kerusakannya. Bisa sembuh sebagian, tetapi ada juga yang lumpuh.

5. Rematik
Penyakit ini bisa menimbulkan kesemutan atau rasa tebal. Dalam hal ini saraf terjepit akibat sendi pada engsel, misalnya sendi pergelangan tangan, berubah bentuk. Gejala kesemutan biasanya hilang sendiri bila rematik sembuh.

6. Spasmofilia (tetani)
Gejala kesemutan juga bisa merupakan tanda penyakit spasmofilia (tetani). Penyakit ini timbul karena kadar ion kalsium dalam darah berkurang. Penyebabnya adalah menurunnya tegangan karbondioksida dalam paru-paru. Gejala lain : kejang pada tungkai, sulit tidur, emosi labil, takut, lemah, sakit kepala sebelah atau migrain, dan hilang kesadaran.

7. Guillain-barre syndrome
Kesemutan bisa jadi salah satu indikasi penyakit ini. Ditandai gejala demam tinggi, batuk, dan sesak napas. Juga diikuti rasa kesemutan dan kebas. Kesemutan biasanya terasa di sekujur tubuh, khususnya pada ujung jari kaki dan tangan karena virus menyerang sistem saraf tepi.
Bila keadaan itu tidak segera diatasi, serangan akan berlanjut ke organ vital. Akibatnya, penderita merasa sesak napas dan lumpuh di seluruh tubuh.

8. Cytomegalovirus (CMV)
Ada kesemutan yang didahului flu berat. Kesemutan akan menghebat mulai dari ujung jari, menjalar hingga ke pusar. Penderita bisa hanya merasa kebas atau sampai sulit berjalan, berarti sumsum tulang belakang kena radang. Ini akibat serangan virus, biasanya cytomegalovirus.

sumber :
health.kompas.com/read/2011/11/21/16300936/8.Penyakit.yang.Ditandai.Kesemutan

Apakah HIV Bukan Penyebab AIDS ?


Pernyataan kontroversial tentang HIV dan AIDS datang dari Bryan Fischer, Director of Issues Analysis for the American Family Association dalam program siaran radio Focal Point. Ia mengatakan bahwa AIDS tidak disebabkan oleh infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus).
"Alasan HIV dinyatakan sebagai penyebab AIDS hanya untuk mendapatkan dana menunjang penelitian," kata Fischer seperti dikutip Daily Mail, Jumat (6/1/2012).

Menurut Fischer, jika AIDS hanya disebabkan oleh perilaku, maka uang tidak akan didapatkan untuk mendanai aktivitas penelitian. HIV hanyalah virus yang sengaja dikambinghitamkan agar uang bisa didapatkan.


Dengan adanya HIV, maka para peneliti bisa berteriak, "Kami harus membunuh virus ini dan kami membutuhkan miliaran dolar untuk penelitian."

Menanggapi pernyataan itu, Sir Nick Partridge, Chief Executive of AIDS charity the Terrence Higgins Trust, mengatakan, "Anda tahu, ini tak masuk akal. Ini hal tak masuk akal yang berbahaya."

Menurut Partridge, bukti penelitian telah ada. Penderita AIDS yang mengkonsumsi obat anti retroviral bisa bvertahan hidup sementara mereka yang tidak akan lebih cepat menemui kondisi buruk.

Jonathan Ball, profesor virologi dari Universitas Nottingham mengatakan bahwa argumen Fischer lemah dan tak bermoral.

"Argumen yang digunakan untuk menyatakan bahwa HIV tidak menyebabkan AIDS sangat lemah jika ditinjau dari bukti epidemologi, ilmiah dan medis," kata Ball.

Jika tak ditangani, maka 95 persen orang dengan HIV akan semakin memburuk dalam 10 tahun. Beberapa orang yang terinfeksi HIV namun tidak berkembang menjadi AIDS adalah resistensi yang menyebabkan lambatnya infeksi virus HIV.

Komentar Fischer didasarkan pada hasil penelitian Peter Duesberg, ilmuwan asal Universitas California, Berkeley. Hasil penelitiannya menegaskan bahwa tidak ada alasan HIV menyebabkan AIDS.

sumber : sains.kompas.com/read/2012/01/08/18423926/HIV.Bukan.Penyebab.AIDS.

Mengapa Ada Orang yang Bisa Berumur lebih dari 100 tahun ?

Panjang pendeknya usia seseorang memang misteri. Meski begitu kita tetap dapat merawat kesehatan yang dimiliki agar hidup yang dijalani lebih berkualitas dan tentu saja harapannya panjang umur.

Sebagian orang yang mampu mencapai usia di atas 100 tahun (supercentanarians) ternyata juga memiliki gen-gen yang mencetuskan penyakit seperti halnya pada populasi umum. Akan tetapi mereka diberkati dengan gen yang bersifat melindungi sehingga mereka bisa umur panjang.



Kelompok supercentanarians memang langka, jumlahnya hanya satu per lima juta penduduk. Para ilmuwan di Amerika Serikat yakin faktor genetik berperan penting mengapa ada orang-orang yang mampu hidup selama itu.

Dalam riset yang diklaim yang pertama kali ini, para ilmuwan menganalisa seluruh urutan gen pria dan wanita yang hidup sampai usia 114 tahun dan menemukan mereka juga memiliki gen yang berkaitan dengan penyakit seperti orang lain yang hidupnya lebih singkat.

Misalnya saja, para pria berumur panjang tersebut juga memiliki 37 mutasi genetik yang berkaitan dengan risiko kanker kolon.

"Faktanya di usia lebih dini ada hal yang menghalangi terjadinya kanker kolon tersebut sehingga tidak bermanifestasi," kata ketua peneliti Dr.Thomas Perls, direktur New England Centenarian Study.

Sementara itu pada kelompok wanita juga ditemukan berbagai variasi gen yang berkaitan dengan penyakit seperti kanker, Alzheimer dan penyakit jantung. Sebagian menderita gagal jantung dan penurunan kemampuan kognitif, tetapi kondisi itu baru muncul setelah mereka berusia 108 tahun.

"Seperti halnya populasi umum, para centenarian ini juga memiliki gen penyakit. Bedanya mereka memiliki varian gen yang bisa menghentikan munculnya penyakit. Akibatnya penyakit itu tidak jadi muncul atau penyakitnya muncul tetapi tidak ganas dan ada juga yang timbul di akhir usia," kata Perls.

sumber : www. kompas.com/read/2012/01/09/08051943/Mengapa Ada.Orang.yang.Bisa. Berumur.110.Tahun

Ada 'Bulan Kecil' Mengelilingi Bumi


Seiring dengan asteroid-asteroid kecil terperangkap oleh gravitasi, dan menghabiskan waktu lebih banyak untuk mengelilingi Bumi, bisa dikatakan asteroid itulah menjadi ratusan bulan kecil yang mengorbit di sekeliling Bumi.



Para peneliti telah lama mencurigai asteroid-asteroid yang melintas, kadang-kadang mendekati Bumi pada jarak yang cukup dekat untuk terperangkap oleh gravitasi. Asteroid-asteroid tersebutlah yang akan menjadi bulan sementara.

Mikael Granvik dari University of Helsinki di Finland, bersama dengan rekan-rekannya menjalankan suatu simulasi komputer, untuk mencari frekuensi dari berbagai asteroid yang mendekati Bumi, dan kemungkinan mereka tertangkap gravitasi ketika mendekat.

Agar dapat tertangkap, sebuah objek harus mulai keluar dari orbit yang cukup identik dengan Bumi. Menurut perkiraan tim, rata-rata, satu asteroid dengan ukuran 1 yard atau 1000 batuan angkasa yang berukuran sekira 4 inci, dapat mengorbit pada Bumi. Demikian dilansir Moondaily, (7/1/2012).

"Jumlahnya lebih banyak dari yang mungkin dipikirkan orang," kata Granvik.

Asteroid-asteroid tersebut, umumnya bertahan dalam orbitnya mengelilingi Bumi selama kurang dari satu tahun. Meskipun simulasi yang dilakukan para peneliti itu, juga menyatakan beberapa asteroid mungkin saja tinggal lebih lama.
 
Nice Blog : Creating Website | Template | Mas boim Template
Copyright © 2013. BOMBA DOT COM - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger