{[['']]}
Para ilmuwan semula menduga barat laut Arab Saudi adalah wilayah yang tenang,. Namun fakta geologis ternyata berbicara lain.
Antara bulan April dan Juni 2009, lebih dari 30 ribu gempa bumi melanda bidang lava kuno bernama Harrat Lunayyir, dengan 19 gempa bumi mencolok di puncak kawanan itu pada 19 Mei, termasuk gempa 5,4 pada skala Ritcher. Karena khawatir, pemerintah Arab Saudi kemudian mengevakuasi 40 ribu orang dari wilayah tersebut.
Bidang lava Harrat Lunayyir adalah bagian dari "provinsi lava" sekitar 180 ribu kilometer persegi dalam ukuran yang mulai terbentuk 30 juta tahun yang lalu ketika benua itu memisahkan diri dari Afrika, yang membantu menciptakan celah Laut Merah. Harrat Lunayyir sebelumnya dianggap tidak aktif karena lokasinya di pinggiran celah kontinental, hampir 200 kilometer dari pusat aktif di bawah Laut Merah.
Namun, kenyataan justru sebaliknya. "Retakan Laut Merah adalah tempat yang sangat aktif, kita jarang menyadari karena mereka di bawah air," kata peneliti John Pallister, seorang volcanologis dan kepala program bantuan bencana gunung api US Geological Survey . "Ketika benua sedang ditarik terpisah, Anda akan sering melihat intrusi magma di pundak celah."
Para peneliti menemukan kira-kira sepanjang 3 km telah membuka di daerah tersebut dan melebar 8 km selama gempa paling kuat. Gambar satelit radar menunjukkan paling mungkin menyebabkan sesar ini mengganggu magma ke atas selama bentangan 10 km.
Berdasarkan temuan ini, pada tanggal 19 Juni 2009, para peneliti memperkirakan kesempatan moderat dari letusan gunung berapi dan probabilitas rendah besarnya 5 atau lebih gempa bumi dalam dua bulan berikutnya. Sebuah penurunan aktivitas seismik pada bulan Agustus 2009 menyebabkan para ilmuwan untuk menyimpulkan krisis telah berakhir, yang memungkinkan pengungsi bisa kembali ke rumah mereka.
Namun, sekarang magma telah meningkat menjadi dangkal ke tingkat sekitar 2 kilometer di bawah permukaan bumi. "Letusan masih mungkin, dan pihak berwenang harus tetap waspada," kata Pallister seperti dikutip Our Amazing Planet.
Pembacaan sangat rinci dari sistem yang dioperasikan Saudi Geological Survey dikumpulkan dari gempa ini mungkin bisa membantu ilmuwan meramalkan letusan gunung berapi di masa depan, tambah Pallister.
smbr : Republika