{[['']]}
Nah, buat kalian yang selalu jadi obyek penderita di tengah-tengan temen yang sok tau, kayaknya perlu banget deh baca terus tulisan ini.
Kenapa Mereka Suka Nyela Lo?
1. Karena kamu ganteng Maksudnya, mereka dalam hati sebenernya liat potensi kamu secara fisik. Bisa jadi nggak di muka. Tapi di bodi yang tinggi dan atletis. Atau, di bagian-bagian tubuh yang lebih spesifik, semisal: mata yang memiliki sinar yang selalu menggoda, garis bibir yang “maut” kala lo tersenyum, dll. Makanya orang-orang sirik itu selalu berusaha mencari kekurangan kamu yang tersurat, buat menjaga posisinya agar tetap aman (khususnya di depan cewek-cewek).
2. Karena kamu keren Yang ini juga masih berhubungan dengan fisik. Hanya saja kalo kalimat keren itu lebih merujuk pada aura yang kamu tampilkan. Bisa jadi kalau diperhatiin dengan detail, nggak ada satu pun anggota tubuh kamu yang punya nilai jual lebih. Tapi, berkat pembawaan atau gaya kamu yang ..., orang kalo ngeliat langsung ngerasa kalo kamu keren saja gitu.
3. Karena lo hebat Hebat bisa dalam artian pinter, bisa juga dalam artian punya talenta yang menonjol. Sehingga kalau diperhatiin, setiap kali kamu ngomong serius orang langsung bisa tahu bahwa isi otak kamu bagus. Sementara mereka... huh, ketaker! Cuma kalau hebat ini dijabarkan dalam pengertian bahwa kamu punya sebuah talenta yang menonjol dan membuat kamu enteng mendapat segambreng prestasi, kumpulan prestasi itu tuh yang bikin hati mereka diem-diem ciut. Pengen kayak kamu, tapi nggak bisa! Jadi deh buntutnya selalu berusaha menyangkal (or nggak mau mengakui) kalau kamu emang lebih dari mereka.
4. Karena sebenernya mereka sangat mencintai kamu Aneh memang, tapi ini nyata. Bukti bahwa mereka sebenernya sangat mencintai kamu: satu, setiap ketemu pasti mereka intens memperhatikan kamu kan? Dua, kalo nggak ada kamu, mereka suka saling bertanya ke manakamu? Terus, sampai kapanpun ada banyak hal yang mereka inget tentang kamu. Entah itu potongan rambut kamu, entah itu cara ketawa kamu, dll.
5. Karena lo kelewat baik Kalau yang ini sebenernya bisa juga diartikan bahwa kamu rada bego sih. Ada kan orang-orang emang bawaannya lebih baik diem daripada nyari ribut? Makanya yang tampil jadi... kamu kesannya nggak berdaya alias terlalu ngalah! Sekadar ngasih saran nih, kalo orang yang nyela terus kamu rasa nyelanya murni cuma buat bercanda, sah-sah saja kamu memilih diem. Cuma kalau rasanya lain (nyelanya pake hati), nah, itu itu harus dibabat.
6. Karena kamu lebih mature daripada mereka Yap, yang ini bukan buat nenang-nenangin hati kamu. Coba kamu pikir lebih dalam, orang yang hobinya nyela itu kira-kira “betuknya” kayak gimana? Menurut buku-buku psikologi, mereka itu sebenernya masih infantil (kekanak-kanakan). Nggak percaya? Perhatiin deh adek-adek kecil kalo lagi main bareng. Pasti ada saja tuh yang berantem. Gara-gara saing-saingan mainan, gara-gara rebutan makanan.... Pokoknya sesuatu yang nggak penting deh! Nah, adek-adek kecil ini bersikap begini lantaran nggak bisa berpikir dewasa bahwa tanpa perlu berantem pun mereka bisa “nyaingin” temennya.
Jadi kalau dicela.... kamu harus tetap Pede. Caranya:
• “Narsis” Nggak ada orang yang tercela 100 persen! Sebab, nggak ada orang yang “isi” dirinya semua kekurangan. Bapak Daniel Goleman, Ph.D, pengarang buku best seller Emotional Intelligence, saja bilang: “Kekurangan seseorang paling hanya 20 persen. Sisanya adalah kelebihan. Cuma masalahnya dari 80 persen kelebihan itu nggak semuanya disadari. Itu yang bikin seseorang jadi suka merasa bahwa dirinya memiliki lebih banyak kekurangan.”. Nah, berangkat dari petuah Pak Daniel, berarti buat tetap pede yang pertama musti dilakukan ya mencari kelebihan diri kita. Contoh, sambil ngaca kamu bandingin muka kamu sama Brad Pitt. Pasti lebih ganteng Brat Pitt kan? Tapi, kalau kamu ngebandinginnya sama si Otong anak ibu kantin yang jidatnya jenong dan bibirnya over size, barang kali masih lebih ganteng kamu. So, itu artinya meskipun kamu nggak masuk kategori best, kamu tetap masuk kategori good or oke. Artinya kamu tetap punya satu kelebihan dari orang lain kan? Intinya apapun celaan mereka, sebaiknya kamu cari kontra indikasinya. Sehingga kamu tetap bisa positive thinking. Takut dikatain narsis? Biarin aja! Orang yang normal mustinya emang mencintai dirinya sendiri, bangga pada kelebihan juga kekurangan dirinya. Asal kadarnya nggak kelebihan sajaaaa....
• Jadikan diri lo semakin “menggemaskan”. Seperti yang sudah dibilang di boks pertama bahwa apa yang temen-temen kamu anggap tercela mungkin sebenernya justru kelebihan diri kamu. Kalau kemudian mereka mencela, itu hanya refleksi dari rasa takut mereka saja. Sudah hukum alam kalau yang namanya manusia tuh cenderung nggak mau kesaing, bukan? Makanya begitu mereka sadar kalo kamu punya kelebihan yang mereka nggak punya, mereka jadi “menyerang” kamu. Jadi kalau apa yang mereka cela itu bener-bener kelebihan kamu, kenapa juga kamu musti terpengaruh sama celaan mereka? Ekspos saja lagi tuh kelebihan. Bikin mereka makin gerah, bikin mereka makin gemes, bikin mereka makin merasa takut kesaing! Hehehe.... Mungkin kedengerannya jahat. Tapi dengan ngeliat kamu tak gentar gitu, mudah-mudahan pikiran mereka jadi terbuka lebar. Bahwa sesungguhnya kamu nggak bermaksud negatif. Bahwa sesungguhnya bukan kamu yang menginginkan genderang perang bertalu. Dan bahwa sesungguhnya kalau saja mereka nggak melestarikan sifat kekanak-kanakan, mereka barang kali malah bisa melebihi kamu!
• Metamorphosis Yourself By the way, kita nggak boleh menutup mata juga kalau apa yang dicela sama temen-temen bisa jadi emang kekurangan kita. Buat kasus yang kayak gini, kita emang kudu introspeksi diri. Nggak perlu takut buat ngaku kalau di bagian “itu” kita emang kurang. Yang penting setelah nyadar kita berniat berubah jadi lebih baik. Emang berubah itu nggak gampang. Cuma kalau orang sudah usaha, mustinya yang lain ngedukung. Kaauo selama kamu berusaha bermetamorfosa (baca: berusaha ngerubah kekurangan tanpa ngerubah jati diri), temen-temen tetap saja mulutnya los, jangan-jangan mereka yang nggak punya niat baik. Kalo begini kejadiannya, apa masih pantes mereka kamu sebut sebagai temen kamu? Lalu, apa pantes kamu jadi minder gara-gara orang-orang yang sebenernya bukan temen sejati kamu?
Sumber : Hai